Dalam keadaan darurat bencana terdapat kecenderungan informasi menjadi simpang siur. Keadaan emosional membuat masyarakat mudah percaya pada informasi apa saja yang diterima dan segera menyebarkannya tanpa melakukan konfirmasi terlebih dahulu karena terbatasnya akses verifikasi terkait rusak dan lumpuhnya sarana telekomunikasi akibat bencana.
Kepala BSSN, Djoko Setiadi menghimbau masyarakat untuk hanya mengakses informasi dari pihak yang memiliki otoritas dan kewenangan dan hanya menyebarkan informasi yang berasal dari sumber tersebut. Djoko Setiadi juga menghimbau masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial dengan tidak membuat maupun menyebarkan berita bohong (hoax).
PRESS RELEASE
KEPALA BSSN : MARI BIJAK BERMEDIA SOSIAL DI TENGAH DUKA BENCANA
Dalam keadaan darurat bencana terdapat kecenderungan informasi menjadi simpang siur. Keadaan emosional membuat masyarakat mudah percaya pada informasi apa saja yang diterima dan segera menyebarkannya tanpa melakukan konfirmasi terlebih dahulu karena terbatasnya akses verifikasi terkait rusak dan lumpuhnya sarana telekomunikasi akibat bencana. Kepala BSSN, Djoko Setiadi menghimbau masyarakat untuk hanya mengakses informasi dari pihak yang memiliki otoritas dan kewenangan dan hanya menyebarkan informasi yang berasal dari sumber tersebut. Djoko Setiadi juga menghimbau masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial dengan tidak membuat maupun menyebarkan berita bohong (hoax).
Bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah merupakan duka mendalam yang menjadi keprihatinan seluruh bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia sangat terpukul atas jatuhnya korban manusia dan besarnya kerusakan infrastruktur di Donggala, Palu, dan sekitarnya. Kepala BSSN menyatakan turut berduka dan bersimpati kepada seluruh korban, namun demikian bangsa Indonesia tidak boleh larut menjadi emosional dan kehilangan kendali terutama terkait penyebaran berita bencana.
Kepala BSSN menghimbau masyarakat untuk tetap berfikir jernih dan tidak ikut membuat serta menyebarkan ujaran kebencian dan berita bohong melalui media sosial. Djoko Setiadi mengajak seluruh masyarakat untuk memberikan dukungan dan semangat serta mendoakan korban bencana agar diberikan keselamatan, ketabahan, dan kekuatan dalam menghadapi masa sulit ini. Seluruh komponen bangsa harus bahu-membahu, saling membantu meringankan beban duka dan luka saudara sebangsa dan setanah air di Sulawesi Tengah. Djoko Setiadi menyatakan bahwa media sosial semestinya digunakan untuk kebaikan, namun di tengah masa kampanye pemilu pilpres ini, media sosial ternyata banyak disalahgunakan untuk menyulut api permusuhan, melakukan kejahatan virtual, dan memperbesar sikap intoleran. Media sosial kini disalahgunakan pula untuk menyebarkan ujaran kebencian, salah satunya melalui penyebaran informasi hoax, terutama pada saat maupun pasca-terjadinya bencana alam. Hal tersebut dapat menimbulkan keresahan, ketakutan, maupun kecemasan, hingga kepanikan masyarakat baik yang menjadi korban
maupun keluarganya. Djoko Setiadi menyerukan ajakan kepada seluruh masyarakat untuk bijak dalam menggunakan media sosial dengan tetap mendepankan tiga prinsip sebagai berikut: AMAN – jaga privasi dan jaga keamanan akun, POSITIF – hindari hoax dan sebarkan hal yang positif, dan PRODUKTIF – gunakan seperlunya, hindari ketergantungan, dan berdayakan untuk hal yang bernilai kebaikan. Kepala BSSN menekankan kini saatnya mengembalikan kesucian hati dan fungsi media sosial untuk menyemai dan menyebarkan benih kebaikan. Media sosial harus dibanjiri dengan berbagai status dan harapan yang sesuai dengan nilai-nilai luhur dan keadaban bangsa Indonesia. (DSP)
Jakarta, 29 September 2018
Biro Hukum dan Humas Badan Siber dan Sandi Negara
Sumber berita : https://bssn.go.id/